#http://www.beyourselfanas.blogspot.com # # "Welcome to Be Yourself site's # # "Selamat datang di Be Yourself,Sebuah webblog yang berisi tentang berbagai info,tips,download lagu,software,dll,yang mungkin menjadi informasi yang bermanfaat bagi anda" # # "Bagi pengunjung Be yourself,mohon kritik dan saran." # # "Thanks For attention" #

Caleg Gempar >< Hutan Hambar

Rabu, 25 Februari 2009




Caleg Gempar >< Hutan hambar



Bangsa ini sudah cukup maju sebenarnya,sangking majunya,para caleg/calon legislative lebih terfokus untuk menebangi hutan.Kenapa disebut demikian?dari judul di atas sudah jelas,hanya karena para caleg berkampanye berebut kedudukan di suatu Kursi.”heemmm”,ini berkaitan dengan hutan, alam dan sekeliling kita. saya melihat fenomena yang sedikit aneh. yaitu kampanye caleg dan ini sangat mengejutkan saya. ketika "kita" gencar-gencarnya dengan reboisasi, perlindungan kawasan, mempertahankan status adat dan yang lain-lain. ternyata ada-ada saja kelakuan manusia ini. satu sisi ada yang memperbaiki, satu sisi ada yang merusak.di tepian pinggir jalan, kayu-kayu yang di tanam, habis kena tusukan paku para caleg. bahkan ini saya rasa dilakukan dengan berlomba-lomba, siapa yang lebih duluan.Hebat!...bayangkan saja jika pucuk kayu yang ukurannya kecil harus terpaksa di tancapkan paku, dan itu tidak lebih dari satu paku. Apa nggak mati pohonnya? ini baru satu pohon. tetapi fenomena ini terjadi di seluruh indonesia. wah, bisa-bisa ini sama penjahatnya dengan perusahaan-perusahaan yang membabat kayu yang statusnya adalah hutan yang di lindungi. belum lagi ini adalah bahan mereka kampanye. rata-rata caleg menggunakan bahan dari kayu (spanduk digital print, poster, kalender, kartu nama dan lain-lain). satu orang caleg rata-rata bisa menghabiskan 5-10 rim kertas lebih kira kira mengghabiskan satu pohon. kalikan, berapa hutan yang hilang karena caleg dan ada berapa banyak caleg? bayangkan ini dilakukan di seluruh indonesia. bayangkan juga bahwa berapa air yang terlepas (tidak diserap oleh pohon) kemana larinya? ke laut,”heeem,kejam kah?”dari hal itu, berapa oksigen yang harusnya di produksi, dan pada akhirnya tidak seimbang dengan pelepasan karbon. ketika panas bumi meningkat, kita selalu ngeluh, "wah, PANAS." siapa pelakunya? ya, sodara-sodara kita, teman-teman kita juga. akibat dari meningkatnya suhu tersebut, berapa ton es yang mencair di kutup? berapa meningkatnya debit air di laut, ketika banjir?Yang Saya tau, sudah 60% lebih es di kutup yang mencair, lha, kalau banjir bandang mau lari kemana?Naik pohonkah?Pohonnya juga sudah habis…


Ya,kita hanya bisa berdoa saja agar alam kita tidak hancur,dan saya harap generasi penerus atau generasi muda,”huuwh..,Sekali lagi HEMAT KERTAS,gunakan kertas seperlunya saja.jangan hanya menyalahkan Caleg karena caleg juga manusia,sama hal nya kita.sebaiknya kita juga koreksi pada diri kita sendiri,”SUDAKAH KITA MERAWAT DAN MELESTARIKAN ALAM KITA INI?”Okay..Sampai sekian,dan ini semua berdasarkan informasi dan sumber yang telah saya dapatkan.


Baca Selanjutnya...

Be Your Self, Brontoseno

Jumat, 13 Februari 2009

Brontoseno Golek Jati Diri Di SMA Khadijah

suarasurabaya.net Bercerita tentang pencarian ilmu yang dilakukan oleh BRONTOSENO yang tiada akhir, lakon wayang kulit tersebut, Sabtu (28/06) digelar di SMA Khadijah Surabaya, menandai pelepasan dan wisuda purnasiswa seklah dikawasan Jl. Raya Wonokromo itu.


Yang menarik, petikan lakon wayang kulit tersebut dimainkan oleh dalang perempuan yang tak lain adalah satu diantara siswa SMA Khadijah sendiri, yaitu: ALIFTA AININ QALBI KARTIKO PUTRI. Gadis cantik yang masih duduk dibangku kelas dua SMA Khadijah.

“Ini memang untuk pertamakalinya, ALIFTA tampil disekolahnya sendiri. Kalau sebelumnya sering tampil didaerah-daerah. ALIFTA memang pandai mendalang, selain menekuni fashion dan basket. Ini sebuah prestasi yang membanggakan,” tutur Drs. NURMANTOKO kepala Humas SMA Khadijah Surabaya.

Ditemui dikantornya NURMANTOKO menambahkan bahwa ALIFTA memang istimewa. Selain pandai dalam bidang pelajaran juga menggemari kesenian yang mungkin sepertinya tidak banyak dikenal dan digemari anak-anak muda.

“Pesan dalam lakon yang dimainkan, BRONTOSENO Golek Jati Diri memberikan makna bahwa setiap manusia termasuk para siswa SMA Khadijah, diharapkan tidak berhenti untuk mencari ilmu. Wisuda harus dilakukan berulangkali,” tambah NURMANTOKO.

Sementara itu, Sabtu (28/06) sekurangnya 178 siswa SMA Khadijah Surabaya diwisuda. Dan sebagai peraih nilai tertinggi untuk tahun 2008 ini diraih ADITYA RAMADHAN dengan nilai 51,59. “Yang lebih menggembirakan lagi, seluruh siswa kami lolos,” pungkas NURMANTOKO pada suarasurabaya.net, Sabtu (28/06).

Dikutip Dari: Surabaya.net

Baca Selanjutnya...

Be Your Self,Guys!

Selasa, 10 Februari 2009

Bos Pengemis Tinggal Nikmati Hidup



Cak To, begitu dia biasa dipanggil. Besar di keluarga pengemis, berkarir sebagai pengemis, dan sekarang jadi bos puluhan pengemis di Surabaya. Dari jalur minta-minta itu, dia sekarang punya dua sepeda motor, sebuah mobil gagah, dan empat rumah. Berikut kisah hidupnya.


---

Setelah puluhan tahun mengemis, Cak To sekarang memang bisa lebih menikmati hidup. Sejak 2000, dia tak perlu lagi meminta-minta di jalanan atau perumahan. Cukup mengelola 54 anak buahnya, uang mengalir teratur ke kantong.

Sekarang, setiap hari, dia mengaku mendapatkan pemasukan bersih Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Berarti, dalam sebulan, dia punya pendapatan Rp 6 juta hingga Rp 9 juta.

Cak To sekarang juga sudah punya rumah di kawasan Surabaya Barat, yang didirikan di atas tanah seluas 400 meter persegi. Di kampung halamannya , Cak To sudah membangun dua rumah lagi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk emak dan bapaknya yang sudah renta. Selain itu, ada satu lagi rumah yang dia bangun di Kota Semarang.

Untuk ke mana-mana, Cak To memiliki dua sepeda motor Honda Supra Fit dan sebuah mobil Honda CR-V kinclong keluaran 2004.

***

Tidak mudah menemui seorang bos pengemis. Ketika menemui wartawan harian ini di tempat yang sudah dijanjikan, Cak To datang menggunakan mobil Honda CR-V-nya yang berwarna biru metalik.

Meski punya mobil yang kinclong, penampilan Cak To memang tidak terlihat seperti ''orang mampu''. Badannya kurus, kulitnya hitam, dengan rambut berombak dan terkesan awut-awutan. Dari gaya bicara, orang juga akan menebak bahwa pria kelahiran 1960 itu tak mengenyam pendidikan cukup. Cak To memang tak pernah menamatkan sekolah dasar.

''Yang penting halal,'' ujarnya mantap.

***

Cak To tergolong pengemis yang mau belajar. Bertahun-tahun mengemis, berbagai ''ilmu'' dia dapatkan untuk terus meningkatkan penghasilan. Mulai cara berdandan, cara berbicara, cara menghadapi aparat, dan sebagainya.

Makin lama, Cak To menjadi makin senior, hingga menjadi mentor bagi pengemis yang lain. Penghasilannya pun terus meningkat. Pada pertengahan 1990, penghasilan Cak To sudah mencapai Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu per hari. ''Pokoknya sudah enak,'' katanya.

Dengan penghasilan yang terus meningkat, Cak To mampu membeli sebuah rumah sederhana di kampungnya. Saat pulang kampung, dia sering membelikan oleh-oleh cukup mewah. ''Saya pernah beli oleh-oleh sebuah tape recorder dan TV 14 inci,'' kenangnya.

Saat itulah, Cak To mulai meniti langkah menjadi seorang bos pengemis. Dia mulai mengumpulkan anak buah.

Cerita tentang ''keberhasilan'' Cak To menyebar cepat di kampungnya. Empat teman seumuran mengikutinya ke Surabaya. ''Kasihan, panen mereka gagal. Ya sudah, saya ajak saja,'' ujarnya enteng.

Sebelum ke Surabaya, Cak To mengajari mereka cara menjadi pengemis yang baik. Pelajaran itu terus dia lanjutkan ketika mereka tinggal di rumah kontrakan di kawasan Surabaya Barat. ''Kali pertama, teman-teman mengaku malu. Tapi, saya meyakinkan bahwa dengan pekerjaan ini, mereka bisa membantu saudara di kampung,'' tegasnya.

Karena sudah mengemis sebagai kelompok, mereka pun bagi-bagi wilayah kerja. Ada yang ke perumahan di kawasan Surabaya Selatan, ada yang ke Surabaya Timur.

Agar tidak mencolok, ketika berangkat, mereka berpakaian rapi. Ketika sampai di ''pos khusus'', Cak To dan empat rekannya itu lantas mengganti penampilan. Tampil compang-camping untuk menarik iba dan uang recehan.

Hanya setahun mengemis, kehidupan empat rekan tersebut menunjukkan perbaikan. Mereka tak lagi menumpang di rumah Cak To. Sudah punya kontrakan sendiri-sendiri.

***

Setiap tahun, jumlah anak buah Cak To terus bertambah. Semakin banyak anak buah, semakin banyak pula setoran yang mereka berikan kepada Cak To. Makanya, sejak 2000, dia sudah tidak mengemis setiap hari.

Sebenarnya, Cak To tak mau mengungkapkan jumlah setoran yang dia dapatkan setiap hari. Setelah didesak, dia akhirnya mau buka mulut. Yaitu, Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per hari, yang berarti Rp 6 juta hingga Rp 9 juta per bulan.

Menurut Cak To, dia tidak memasang target untuk anak buahnya. Dia hanya minta setoran sukarela. Ada yang setor setiap hari, seminggu sekali, atau sebulan sekali. ''Ya alhamdulillah, anak buah saya masih loyal kepada saya,'' ucapnya.

Dari penghasilannya itu, Cak To bahkan mampu memberikan sebagian nafkah kepada masjid dan musala di mana dia singgah. Dia juga tercatat sebagai donatur tetap di sebuah masjid di Gresik.

''Amal itu kan ibadah. Mumpung kita masih hidup, banyaklah beramal,'' katanya.

Sekarang, dengan hidup yang sudah tergolong enak itu, Cak To mengaku tinggal mengejar satu hal saja. ''Saya ingin naik haji,'' ungkapnya. Bila segalanya lancar, Cak To akan mewujudkan itu pada 2010 nanti...

Dikutip dari: Koran Jawapos


Baca Selanjutnya...
Get paid To Promote at any Location