#http://www.beyourselfanas.blogspot.com # # "Welcome to Be Yourself site's # # "Selamat datang di Be Yourself,Sebuah webblog yang berisi tentang berbagai info,tips,download lagu,software,dll,yang mungkin menjadi informasi yang bermanfaat bagi anda" # # "Bagi pengunjung Be yourself,mohon kritik dan saran." # # "Thanks For attention" #

Tekhnologi SISWA SMA Khadijah

Jumat, 30 Januari 2009


Indikator Infus Otomatis Cuma Rp 50.000, Begitu Cairan Infus Habis, Alarm Berbunyi

SURABAYA SURYA -

Kalau alat ciptaan siswa SMA Khadijah ini nanti benar-benar digunakan, pasti para keluarga pasien atau perawat di RS tidak akan perlu lari-lari karena cairan di kantung infus pasien habis. Sebab, sebelum infus habis, alarm pada alat ini sudah berbunyi.

Itulah hasil karya Amirul Huda dan Muhammad Azwar Anas, siswa kelas 11 SMA Khadijah. Berbekal hobi mengotak-atik perangkat elektronika dan ilmu membuat robot elektronik sederhana, mereka berhasil membuat alat yang disebutnya sebagai Indikator Infus.

Lewat alat berupa rangkaian eletronika sederhana itu mereka menunjukkan bahwa rangkaian perangkat robot otomatis bisa dikembangkan untuk berbagai keperluan, termasuk untuk mengawasi habisnya cairan dalam kantung infus pasien.

Perangkat Indikator Infus ini berupa rangkaian elektronika sederhana, alat sensor, dan alat tanda peringatan. Rangkaian utama ini hanya terdiri dari beberapa komponen elektronika dan IC. Sebagai acuan sistem kerja otomatis, perangkat ini dihubungkan dengan sensor pendeteksi cairan infus dan sumber daya dari baterai 9 volt.

Ada dua sensor yang ditempatkan di dua titik berbeda, yakni sensor infra merah dan diode. Yang pertama diletakkan pada kantung infus di sisi bawah dan berikutnya di bagian bawah kantung infus yang merupakan tempat menetesnya cairan infus ke selang.

Pada batasan tertentu, sensor pertama akan mendeteksi cairan infus dalam kantong yang akan habis. Berikutnya sensor bekerja dan secara otomatis akan menyampaikan peringatan dengan menyalakan lampu peringatan dan membunyikan alarm.

Sedangkan sensor kedua hanya bekerja untuk mendeteksi ritme menetesnya cairan infus. Tiap tetesan cairan akan terdeteksi sensor inframerah dan deode. Pada saat yang sama, sensor akan menyalakan lampu LED yang akan berkedip sesuai ritme tetesan.

Lewat sistem kerja sensor ke dua ini, secara otomatis pengguna bisa mengetahui seberapa cepat tetesan cairan sekaligus dapat mengetahui habisnya cairan dalam kantung. Sebab, jika lampu LED tidak berkedip, berarti tidak ada lagi cairan yang menetes.

Prinsip kerja perangkat indikator infus sebenarnya dikembangkan dari perangkat robot mobil yang bergerak otomatis dengan sensor diode. “Untuk robot mobil, sensor digunakan untuk mendeteksi garis yang dilalui, sedangkan pada indikator infus digunakan sensor diode dan inframerah untuk mendeteksi batas minimal cairan infus,” terang Anas.

Perbedaan fungsi lain adalah jika pada robot mobil sistem otomatis bekerja menjalankan motor, tapi pada indikator infus sistem otomatis bekerja dengan menyalakan lampu peringatan dan alarm.
Untuk membuat karya itu, Huda dan Anas ternyata tidak membutuhkan waktu terlalu lama. Ia bisa menyelesaikan rangkaian perangkat elektronika hanya dalam hitungan beberapa hari. Biaya yang dibutuhkan pun tidak mahal. “Untuk merangkai semua komponennya cuma membutuhkan uang sekitar Rp 50.000,” ujar Huda.

Ke depan, perangkat pendeteksi cairan infus itu bisa dikembangkan dengan merangkainya dengan sistem koneksi nirkabel. Dengan sistem jaringan, maka lampu dan alarm bisa ditempatkan di ruang perawat. “Jadi, perawat bisa mengawasi habis atau tidaknya cairan infus dari jarak jauh secara otomatis,” tambah Huda. rey

Dikutip dari : Koran Surya

Baca Selanjutnya...
Get paid To Promote at any Location